
==============================
1.) Suami dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
2.) Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
3.) Suami ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.
4.)
Suami berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha
menyelesaikanny¬a sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan
masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. padahal bisa
saja disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih
besar. namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang
dihadapi sendiri.
5.) Suami berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
6.) Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah di tuntut ke neraka karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.
5.) Suami berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
6.) Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah di tuntut ke neraka karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.
Namun kenyataanya kini fakta berbicara lain. seorang gadis saat ia telah beranjak dewasa dan sudah hendak melangkah ke jenjang pernikahan. Mereka tidak memprioritaskan faktor batin dari lelaki yang menyukainya. Mereka hanya semata melihat apa yang tampak oleh mata sahaja, faktor materi nan bergelimang harta, tanpa merenung sedikit lebih jauh terhadap kehidupannya kelak jika ia telah mengaurungi bahtera pernikahan. Bukanlah semata kebahagiaan itu dapat diraih oleh harta! Namun lebih dari itu ialah bagaimana ia (suami) dapat membimbingnya kejalan yang telah diridhai serta selalu berusaha untuk meneladani sunnah nabinya. Begitu besar tanggung jawab suami terhadap keluarganya, setelah ia mengucapkan janji setia dalam prosesi akad nikah. maka sejatinya, ia telah siap untuk menjaga keluarganya (Istri, dan anak-anaknya) untuk selalu berada di rel syari'at yang telah di ajarkan oleh baginda nabi. serta siap mempertanggung jawabkannya didepan keharibaan Alloh Subhanahu Wata'ala.
Semoga kita dapat saling merenungi dan saling mengerti satu sama lain, laki-laki dan perempuan agar tidak gegabah menentukan jalan hidup kita bersama. amiiin yaa mujibassaa'ilin.
aku bantu share han hehehehehehe
BalasHapus