Jika debu yang kuterbangkan dulu kini malah menerpaku
namun aku tak berharap debu-debu lain menerpa wajah mereka
kenapa mereka sulit sekali diajak berpikir;
kenapa mereka sulit sekali memahami arti betapa berharganya predikat kelulusan;
mereka terlalu yakin dengan apa yang membayangi pada pikiran-pikiran mereka;
mereka belum tahu atmosfer kelas saat UNAS;
Aku coba mengajak mereka, aku coba menunjukkan mereka menuju tangga kesuksesan sementara. Namun, apa respon mereka? nihil. apaka aku hendak menuntunnya seperti seorang ibu mengajari balitanya untuk berjalan? ENTAHLAH waktu akan menjawab semuanya. Semoga kalian berhasil do'aku. amiiin
0 komentar:
Posting Komentar